Teori-Teori Perubahan Sosial
A.
Teori-Teori Perubahan
Sosial Budaya
Secara garus besar, ada
beberapa ahli sosiologi menjelaskan teori tentang perubahan sosial-budaya,
yaitu sebagai berikut.
1.
Teori Evolusioner
Teori ini mengungkapkan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat melalui urutan pentahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju ke tahap perkembangan terakhir. Para pendukung teori ini, di antaranya sebagai berikut.
b.
Hebert Spencer; menyatakan
bahwa terdapat persamaan antara evolusi Darwin dengan evolusi sosial
budaya, yaitu peralihan masyarakat melalui serangkaian tahap yang berawal dari
tahap kelompok suku yang homogen dan
sederhana ke tahap masyarakat modern yang kompleks.
c.
Lewis Henry Morgan; menyatakan bahwa perubahan
sosial budaya secara evolusi melalui tujuh tahap di awali dari tahap perbudakan
dan di akhiri dengan tahap peradaban.
2.
Teori Siklus
Teori ini
mengungkapkan bahwa selain adanya sejumlah tahapan yang dilakukan masyarakat
dalam perubahannya, namun ada juga proses peralihan masyarakat yang bukannya
berakhir pada tahap terakhir yang sempurna melainkan berputar kembali kepada
tahap awal. . Para pendukung teori ini, di antaranya sebagai berikut.
a.
Oswald Spengler;
menyatakan bahwa setiap peradaban
besar melalui proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan, dan kematian.
b.
Pitirim A. Sorokin; menyatakan bahwa semua peradaban
besar berada dalam siklus tiga kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu kebudayaan
ideasional (ideational cultural), kebudayaan
idealistik (idealistic cultural) dan kebudayaan
sensasi (sensate cultural).
c.
Arnold Toynbee; menyatakan bahwa peradaban besar
berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
3.
Teori Fungsional
dan Teori Konflik
Penganut teori
fungsional mengungkapkan bahwa perubahan merupakan sesuatu yang konstan.
Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan
berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan.
Perubahan yang bermanfaat (fungsional) akan diterima oleh masyarakat, sedangkan
perubahan lain yang tidak bermanfaat (disfungsional) akan ditolak oleh
masyarakat.
Sementara itu, teori
konflik yang pengikutnya banyak mengikuti perubahan evolusionernya Marx menilai bahwa yang konstan adalah
konflik sosial bukan perubahan. Hal itu karena akibat dari adanya konflik, baik
konflik sosial ataupun perubahan berlangsung secara terus menerus. Perubahan
menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antarkelompok dan antarkelas
sosial melahirkan perubahan berikutnya.
0 Response to "Teori-Teori Perubahan Sosial "
Posting Komentar