Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

 

A.            Bentuk-Bentuk dan Contoh Perubahan Sosial Budaya


1.              Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

          Dilihat dari berbagai aspek perubahan sosial budaya mempunyai berbagai bentuk. Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial memiliki beberapa bentuk.

a.              Perubahan Progress dan Regress

          Definisi dari perubahan progress dan perubahan regress adalah sebagai berikut.

1.              Perubahan Progress

          Perubahan progress ialah perubahan yang menguntungkan atau membawa kemajuan terhadap masyarakat yang mengalami perubahan tersebut.

2.              Perubahan Regress

          Perubahan regress ialah perubahan yang merugikan atau membawa kemunduran terhadap masyarakat yang mengalami perubahan tersebut.

 

b.             Perubahan Ditinjau dari Segi Waktu

          Perubahan ditinjau dari segi waktu memiliki beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.

1.              Perubahan Lambat

          Perubahan lambat ialah perubahan yang berlangsung secara lambat atau membutuhkan waktu lama. Perubahan lambat disebut juga dengan evolusi.

Teori Evolusi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut.

a.              Unilinear Theories of Evolution

         Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat beserta kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu. Perubahan ini terjadi dari bentuk sederhana ke bentuk yang rumit hingga pada tahapan yang dianggap sempurna. Salah satu tokoh yang menganut teori ini adalah Auguste Comte.

b.             Universal Theory of Evolution

         Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui berbagai tahapan tertentu yang bersifat tetap. Herbert Spencer berpendapat bahwa prinsip dari universal theory of evolution adalah tiap masyarakat merupakan hasil dari kelompok homogen ke heterogen. Hal tersebut terjadi dalam sifat atau susunannya.

c.              Multilined Theories of Evolution

         Teori ini lebih menekankan pada penelitian tahap-tahap perkembangan tertentu pada evolusi masyarakat.

 

a.              Perubahan Cepat

Perubahan cepat disebut juga revolusi. Perubahan cepat ialah perubahan yang terjadi secara cepat yang berhubungan dengan dasar-dasar pokok kehidupan masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam revolusi dapat direncakan ataupun tidak direncanakan. Di lihat dari sisi waktunya, revolusi bersifat relatif. Hal tersebut disebabkan revolusi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Revolusi secara sosiologis dapat terjadi dengan beberapa persyaratan, yaitu sebagai berikut.

1.              Ada momentum yang bergerak pada waktu yang tepat.

2.              Adanya pemimpin yang dianggap dapat memimpin masyarakatnya.

3.              Adanya pemimpin yang mampu menjelaskan tujuan kepemimpinannya kepada masyarakat tersebut.

4.              Adanya pemimpin yang dapat menerima aspirasi dari masyarakat kemudian merumuskannya sebagai program-program yang akan segera diwujudkan.

 

c.              Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Besar

Perubahan yang pengaruhnya kecil ialah perubahan yang tidak memiliki pengaruh berarti terhadap masyarakat secara keseluruhan. Adapun perubahan yang pengaruhnya besar ialah perubahan sosial budaya yang menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kehidupan dan lembaga-lembaga kehidupan masyarakat.

 

d.             Perubahan yang Dikehendaki dan Direncanakan serta Perubahan yang Tidak Dikehendaki dan Tidak Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki dan direncanakan ialah perubahan yang telah direncanakan oleh pihak-pihak yang akan melakukan perubahan pada masyarakat. Pihak-pihak yang mengharapkan perubahan disebut agen perubahan. Adapun perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan ialah perubahan yang belum tentu diharapkan masyarakat. Perubahan seperti ini terkadang akibat dari perubahan yang lain.

 

2.              Contoh-Contoh Perubahan Sosial Budaya

Dalam kehidupan, perubahan sosial budaya dapat kita lihat dalam berbagai contoh, seperti evolusi, difusi, akulturasi, asimilasi, pembangunan, modernisasi, dan globalisasi. Berikut ini, uraian singkat tentang contoh-contoh perubahan sosial budaya.

a.              Difusi

Proses perubahan kebudayaan berikutnya ialah difusi yang dapat diartikan sebagai suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lain atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Ada dua jenis difusi, yaitu difusi intra masyarakat (proses difusi dalam masyarakat itu sendiri) dan difusi antar masyarakat (proses difusi yang terjadi di antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain).

 

Bentuk difusi terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.

-                 Symbiotic (pertemuan antara individu-individu dari satu masyarakat dengan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing)

-                 Penetration pasfique (masuknya kebudayaan asing dengan cara damai dan tidak disengaja serta tanpa paksaan)

-                 Penetration violente (masuknya kebudayaan asing dengan cara paksaan).

 

                   Perhatikan bagan berikut ini:



Adapun berdasarkan jenisnya, difusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1.              Difusi Intra masyarakat

Difusi jenis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

-                 suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan,

-                 ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau ditolaknya unsur-unsur baru,

-                 suatu unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar tidak akan diterima,

-                 kedudukan dan peranan sosial dari individu penemu sesuatu yang baru mempengaruhi hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak, dan

-                 pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.

 

2.              Difusi Antarmasyarakat

Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

-                 adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut,

-                 kemampuan untuk mendemontrasikan manfaat penemuan baru tersebut,

-                 pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut,

-                 ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru tersebut,

-                 peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru, di dunia ini,

-                 paksaan dapat juga digunakan untuk menerima suatu penemuan baru.

 

b.             Perbedaan antara Akulturasi dan Asimilasi serta Sinkretisme dan Milenarianisme

Bentuk proses perubahan kebudayaan lainnya adalah akulturasi dan asimilasi. Secara sederhana, akulturasi dapat diartikan sebagai proses perpaduan dua atau lebih kebudayaan yang tidak menghilangkan unsur-unsur budaya asli. Adapun asimilasi dapat diartikan sebagai proses perpaduan dua atau lebih kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru serta secara bertahap salah satu kebudayaan mendominasi kebudayaan lain. Dengan demikian, perbedaan akulturasi dengan asimilasi adalah pada asimilasi masing-masing kebudayaan kehilangan kepribadiannya, karena itu muncul unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda dengan unsur-unsur lama. Contoh akulturasi ialah kebudayaan Hindu memasuki kebudayaan Bali. Sementara itu, contoh asimilasi adalah perkawinan campur silang antarsuku bangsa.

1.             Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses perubahan yang di dalamnya terjadi penyatuan budaya-budaya yang berbeda. Akulturasi akan terjadi apabila suatu unsur kebudayaan tertentu dari masyarakat yang satu berhadapan dengan unsur kebudayaan dari masyarakat, sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diserap ke dalam kebudayaan menerima tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan penerima (unsur-unsur kebudayaan asli masih tetap bertahan). Misalnya, kebudayaan Hindu memasuki kebudayaan Bali, menjadi kebudayaan Hindu-Bali. Unsur-unsur kebudayaan Bali tidak akan hilang atau tetap bertahan walaupun dimasuki kebudayaan Hindu.

Proses akulturasi sudah ada sejak sejarah kebudayaan manusia. Akan tetapi, proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus baru timbul ketika kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa Barat mulai menyebar ke semua daerah lain dan memengaruhi masyarakat suku-suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania, Amerika Utara, dan Amerika Latin.

Penelitian akulturasi dalam lapangan antropologi dimulai setengah abad yang lalu. Banyak sarjana antropologi tertarik kepada suku-suku bangsa di luar Eropa yang mempunyai kebudayaan asli atau belum terkena pengaruh kebudayaan Ero-Amerika. Hasil penelitian membuktikan bahwa hampir tidak ada lagi suku bangsa yang “asli” seperti itu.

Penelitian tentang akuluturasi bersifat deskriptif, yaitu melukiskan satu peristiwa akulturasi yang konkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu yang sedang mendapat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Ero-Amerika.

2.             Sinkretisme

Sinkretisme adalah suatu proses terjadinya pertemuan dua buah kebudayaan yang berbeda dengan tidak menghilangkan jari dirinya masing-masing. Bedanya dengan akulturasi, sinkretisme tidak menghasilkan bentuk kebudayaan baru, tetapi kebudayaan lama akan mengalami beberapa penyesuaian.

Sinkretisme dapat diartikan sebagai proses perpaduan antara paham-paham/aliran-aliran agama sehingga hasil yang didapat dalam bentuk abstrak. Di masyarakat Jawa, proses sinkretisme nampak dengan adanya kepercayaan kejawen (perpaduan paham Islam, Hindu, dan Jawa). Wujud kepercayaan kejawen terlihat dalam upacara sekaten dan grebeg maulud di Yogyakarta. Hal yang sama terlihat pada upacara pajang jimat di Cirebon.

3.             Milenarisme

Milenarisme atau mesianisme adalah suatu gerakan rakyat yanga timbul atas kepercayaan bahwa seorang tokoh akan datang untuk membebaskan orang dari segala penderitaan dan kesengsaraan. Contoh: Gerakan Ratu Adil.

 

c.              Adaptasi

Adaptasi adalah suatu proses perubahan kebudayaan sesuai dengan lingkungannya. Ada beberapa macam mekanisme adaptasi yang tampak dalam konsep-konsep sebagai berikut.

1.              Adaptasi evolusioner

          Adaptasi evolusioner adalah perubahan kebudayaan dalam masyarakat yang berlangsung dalam waktu yang lama dari tingkat terandah sampai ke tingkat yang lebih tinggi.

2.              Evolusi konvergensi

          Evolusi konvergensi adalah berkembangnya adaptasi dalam kondisi lingkungan yang sama oleh bangsa-bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang sangat berlainan.

3.              Evolusi pararel

          Hampir sama dengan evolusi konvergensi. Bedanya adalah berkembangnya adaptasi dalam lingkungan yang sama oleh bangsa-bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang agak lama.

4.              Daerah kebudayaan

          Daerah kebudayaan atau culutre area merupakan merupakan suatu penggabungan  atau penggolongan yang dikukan oleh ahli-ahli antropologi terhadap suku-suku bangsa yang dalam kebudayaannya mempunyai beberapa unsur serupa dan ciri yang menyolok. Sistem penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya merupakan suatu sistem kalsifikasi yang mengklaskan suku bangsa yang terbesar di suatu daerah atau benua besar ke dalam golongan-golongan berdasarkan beberapa persamaan unsur dalam kebudayaannya.

5.              Pola adaptasi kebudayaan

          Pola adaptasi kebudayaan merupakan suatu pola adaptasi masyarkat agar mampu hidup dan menjaga kelangsungan keberadaan sesuai dengan situasi dan kondisi suatu daerah tertentu. Dalam hal ini, masyarakat di Indonesia dapat digolongkan menjadi masyarakat dengan pola adaptasi. Adapun pola adaptasi yang dilakukan agar mampu hidup dan menjaga kelangsungan keberadaannya, yaitu sebagai berikut

a.              berburu dan meramu;

b.             menangkap ikan;

c.              bercocok tanam secara sederhana;

d.             beternak;

e.              bercocok tanam dengan irigasi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bentuk-bentuk Perubahan Sosial "

Posting Komentar